Root NationBeritaberita TIMisi NASA telah menciptakan peta medan magnet Matahari yang belum pernah ada sebelumnya

Misi NASA telah menciptakan peta medan magnet Matahari yang belum pernah ada sebelumnya

-

Gambar di atas adalah gambar kromosfer matahari yang diambil pada tahun 1999 saat terjadi gerhana matahari total. Rona merah dan merah muda yang terlihat di tepinya diciptakan oleh cahaya yang dipancarkan oleh hidrogen. Warna-warna cerah itulah yang memberi nama kromosfer, "chroma" adalah bahasa Yunani untuk warna. Para ilmuwan telah mengetahui tentang kromosfer selama lebih dari satu abad, tetapi kromosfer masih menjadi salah satu lapisan atmosfer Matahari yang paling misterius.

Untuk pertama kalinya, NASA mempelajari kromosfer Matahari menggunakan tiga misi berbeda untuk memperoleh pengukuran multi-ketinggian medan magnet Matahari. Pengukuran diperoleh oleh sepasang satelit dan misi CLASP2 NASA. CLASP2 dibawa dengan roket suborbital kecil, dan data dari ketiga misi tersebut membantu NASA menunjukkan bagaimana medan magnet di permukaan Matahari menciptakan letusan cemerlang ke atmosfer luar.

- Iklan -

Mempelajari semua kemungkinan lapisan atmosfer matahari penting untuk memprediksi cuaca antariksa, yang dapat dimulai dari Matahari, menyebar dengan cepat melalui ruang angkasa, dan berpotensi menyebabkan gangguan di Bumi. Medan magnet Matahari menyebabkan jilatan api matahari, dan medan magnetnya sangat sulit dilihat. Pengamatan medan magnet Matahari hanya dapat dilakukan secara tidak langsung, dengan mempelajari cahaya plasma atau gas super panas yang melacak garis-garis medan magnet.

Juga menarik:

Pengamatan kromosfer sulit dilakukan karena garis-garis gaya medan magnet diatur ulang dengan cara yang sulit diprediksi. Untuk melakukan observasi, CLASP2 diluncurkan dari lokasi uji coba misil White Sands di New Mexico dan naik hingga ketinggian 274 km di atas permukaan bumi. Pada ketinggian ini, dia bisa melihat Matahari di atas atmosfer bumi, yang menghalangi cahaya dengan panjang gelombang tertentu.

Bersamaan dengan CLASP2, pengamatan dilakukan oleh satelit IRIS NASA dan JAXA/NASA Hinode, keduanya mengamati Matahari dari orbit Bumi. Ketiga misi tersebut berfokus pada bagian matahari yang sama, melihat kedalaman yang berbeda. Hinode berfokus pada fotosfer, sementara CLASP2 menargetkan tiga ketinggian berbeda di dalam kromosfer, dan IRIS mengukur garis magnesium beresolusi lebih tinggi untuk mengkalibrasi data CLASP2. Hasilnya adalah peta pertama medan magnet kromosfer dengan ketinggian berbeda.

Baca juga: