Awal pekan ini, perusahaan Kelinci telah membuka pre-order untuk perangkat AI portabel R1, yang diluncurkan di sebuah pameran teknologi CES 2024. Dan gadget ini mulai dibongkar seperti kue panas.
Dalam postingan terbaru oleh Twitter Perusahaan mengenang bahwa di awal proses produksi, mereka mengira hanya akan dengan senang hati menjual 500 unit pada hari peluncuran. Namun, tim tersebut melampauinya sebanyak 20 kali lipat, menerima 10 pesanan di muka pada hari pertama.
Saat kami mulai membangun r1, kami berkata secara internal bahwa kami akan senang jika kami menjual 500 devices pada hari peluncuran. Dalam 24 jam, kami sudah mengalahkannya sebanyak 20x!
10,000 unit pada hari pertama!
Gelombang kedua tersedia sekarang di https://t.co/R3sOtVWoJ5
Tanggal pengiriman yang diharapkan adalah April - Mei 2024. foto.twitter.com/XqaHqqk36L— kelinci inc. (@kelinci_hmi) Januari 10, 2024
Dalam beberapa hari, angka ini meningkat dua kali lipat Twitter dilaporkan bahwa batch kedua yang terdiri dari 10 perangkat R1, masing-masing dengan harga $199, telah terjual habis, sehingga perusahaan mulai melakukan pemesanan di muka untuk batch ketiga.
Gelombang kedua 10,000 kelinci r1 devices terjual habis! Pre-order untuk gelombang ketiga tersedia sekarang di https://t.co/R3sOtVVQTx
Tanggal pengiriman yang diharapkan adalah Mei - Juni 2024. foto.twitter.com/PHLOFdyauX
— kelinci inc. (@kelinci_hmi) Januari 12, 2024
Kelinci menjadi salah satu produk menarik yang muncul CES. R1 adalah perangkat pendamping bertenaga AI yang berukuran sekitar setengah dari smartphone biasa. Ia memiliki berbagai mekanisme input, seperti tombol push-to-talk, roda gulir, kamera dan mikrofon, yang dapat digunakan untuk mengajukan pertanyaan atau tugas.
Keajaiban yang membuat R1 berfungsi adalah Large Action Model (LAM), yang belajar berinteraksi dengan aplikasi dan melakukan tugas seperti yang dilakukan manusia. Menurut pengembangnya, LAM dapat mempelajari antarmuka perangkat lunak apa pun, apa pun platform perangkat lunak yang dijalankannya. Fleksibilitas ini memperluas kompatibilitas R1 karena tidak perlu membuat kode perintah untuk setiap aplikasi atau layanan yang Anda ingin berinteraksi dengannya. Bahkan ada mekanisme yang dapat digunakan untuk mengajari perangkat berinteraksi dengan program asing.
Masih banyak yang belum diketahui tentang cara kerja bagian dalam dan keterbatasan perangkat. Misalnya, apakah fitur-fitur “pintar”-nya dapat di-porting ke dalam aplikasi ponsel cerdas dan digunakan pada perangkat yang sudah Anda bawa alih-alih membeli gadget fisik kedua? Mungkin iterasi fisik hanyalah bukti konsep, dan di masa depan kita akan mendapatkan versi aplikasi yang dilengkapi dengan perangkat keras AI untuk ponsel pintar.
Baca juga: